-FF- This Is Our Destiny (One Shot)

this is our destiny

Annyeong~ Saya kembali dengan membawa ff baru, haha.. Jangan tanya kenapa ff Our Love gak kelar-kelar.. Bzzzt!

Rencana-nya ff ini mau dipost dua hari yang lalu tapi males, jadinya hari ini aja..^^ Bagi yang suka TS Family nih aku kasih ff~ *lempar*

Aku secara pribadi suka sama Sunhwa dan Himchan, jangan tanya kenapa.. Tapi banyak yang suka Hyosung dan Himchan ya. Aku malahan suka Hyosung sama Yongguk, tapi banyak yang suka Yongguk sama Jieun, AAAAAH!!

Okke, dari pada banyak bicara, silakan baca^^ Ini ff pertama ku tentang TS Family~

This Is Our Destiny

  • Main Cast            : Han SunHwa (Secret), Kim HimChan (B.A.P)
  • Support Cast      : You can find it yourself, ^^
  • Genre                   : Romance, School life(?)
  • Author                  : dk1317 a.k.a  GDhia/GDhia1

P.S  : This is just FF and my other imagine, don’t be plagiat and other that god and I don’t like, and please don’t be silent readers, please leave some comment~

Happy Reading~

***

“ya, Han Sunhwa!”

Yeoja bernama Sunhwa menoleh kesumber suara dengan wajah cemberut..

“mwonde!”

“ambilkan biscuit itu untukku, palli..”

“haish!!”

Yeoja bernama Sunhwa tersebut sebal dan melempar sebungkus biscuit kepada namja yang telah menyuruhnya..

“ya! Bukan yang ini, yang satunya!”

“haish!!”

***

Sunhwa POV

Jeoneun, Han Sunhwa imnida. Namja yang barusan menyuruhku adalah Mr. Perfect. Ya, dia ‘perfect’, namanya Kim Himchan. Dia adalah musuhku, musuh terbesar ku, musuh bebuyutku, setiap hari tak ada kata perdamaian untuk kami. Yang sialnya, orang tua kami berdua adalah teman dekat sejak SMP. Dan yang lebih sialnya lagi, aku dan dia merupakan teman kecil dan teman sekelas sejak TK. Sejujurnya, sejak TK sampai kelas 4 SD, aku dan dia akrab-akrab saja, tapi entah mengapa, sejak kelas 5 SD dia sering mengangguku, menyuruhku, menjahiliku, dan mengejekku. Semua perbuatannya membuatku sangat kesal dengannya, makanya ku katakan aku adalah musuhnya.. ah, satu lagi yang membuat kesialanku menjadi komplit, kami bertetangga.. ==”

Mengapa aku menyebutnya ‘Mr. Perfect’? karena ia memang ‘perfect’. Oke, ku akui itu semua. Dia ‘cukup’ tampan, ‘cukup’ pintar, dan jago olahraga. Yang membuatku kesal, dia menyebutku..

“hoi, Miss Blank, ambilkan minum untukku!”

“shireo!”

Yah benar, Miss Blank. Kenapa dia menyebutku begitu? Hah, aku juga tidak tahu..

“ya! Palliwa!”

“shireo! Kau punya tangan kan!”

“tanganku pegal..”

“lalu kenapa kau main game!”

“haish jinjja! Awas kau Han Sunhwa!”

“mwonga!? Kau mau apa, eo!”

“lihat saja nanti..”

“ah! Biar aku ambilkan!”

Dia tersenyum penuh kemenangan padaku.. haish! Entah kenapa, disaat yang seperti ini aku takut dengan ancamannya, dan akibatnya aku jadi mengalah. Oh iya! Kalian pasti ingin menanyakan kalau kami saat ini berada dimana? Kami berada dirumahku, ya benar.. dirumahku. Kenapa Himchan ada dirumahku? Karena dia pakai alasan untuk mengerjakan pe-er bersama denganku, padahal dia hanya ingin main game. Kenapa dia tidak main game dirumahnya? Karena dia takut dimarahi appanya, hahaha..

“gumawo..”

Aku kembali duduk dan memainkan Handphoneku..

“ya, Kim Himchan..” panggilku dan menoleh kearahnya

“mwonde?” dia menjawab tanpa menoleh padaku dan tetap terfokus pada gamenya..

“kata Jieun, dua bulan lagi festival budaya ya?”

“molla..”

“haish! Bagaimana sih kau ini, kau kan osis!”

“kau tahu sendirikan kemarin aku tidak ikut rapat karena harus pergi mengantarmu kerumah sakit!”

Aku mengingat-ngingat. Benar juga, kemarin dia tidak ikut rapat karena mengantarku kerumah sakit..

“kenapa juga kau ingin mengantarku..” cibirku pelan

“karna aku tidak tega melihatmu yang meminta mohon kepadaku sambil kesakitan..” katanya dengan nada sedikit mengejek dan menahan tawa

“itu salahmu sendiri kan! Aku juga tidak memohon kepadamu!”

“tidak memohon apa, jelas-jelas kau mengatakan, ‘kumohon Himchan-ah, kau mau kan?’ begitu..”

“ya! Ya! Sebelum itu ada kata lagi! aku mengatakannya seperti ini, ‘biarkan Himchan saja yang mengantarku, aku dan diakan teman kecil, eo? Himchan-ah, kumohon Himchan-ah, kau maukan?’ begitukan!?”

“tapi tetap saja ada kata-kata ‘kumohon’ berarti kau memohon padaku!”

“yak! Kau yang membuatku terluka bodoh! Harusnya kau sadar akan perbuatanmu! Ku pikir kau ingin mengatarku karena merasa bersalah!”

“ya! Kenapa kau marah padaku! Kan aku sudah minta maaf!”

“Sunhwa! Himchan! Jangan berkelahi lagi! ini sudah malam!” suara eomma terdengar dari arah bawah

Aku menatap Himchan kesal, begitu pula dia..

“haish! Yak! Pergilah kau! Neo ka! Karago!”

“heish, game-nya belum selesai tau!”

“lanjutkan saja nanti, aku sedang kesal tidak ingin melihat wajahmu!”

“haish..” Himchan menyusun barang-barangnya dan keluar dari ruang santai..

***

Himchan POV

“ahjumma, aku pulang dulu..”

“eo, hati-hati Himchan-ah..”

“ne..”

Haish, Miss Blank satu itu, kenapa dia harus kesal sih. Haish! Padahal tinggal beberapa segmen lagi, game itu akan tamat. Memang sih, aku sudah dari sana sejak siang hari. Haish!

Aku berjalan dan menatap kamar Sunhwa yang berada dilantai dua. Gorden-nya belum ditutup sehingga aku masih bisa melihatnya sedang duduk disamping jendela.

Han Sunhwa, tak ku sangka kau masih polos dan tak mengerti maksud dari perbuatanku padamu, neo babo! Miss Blank wanjeon babo! Haha..

***

“aku pulang..”

Benar, jarak antara rumahku dan rumah Sunhwa tidak terlalu jauh, hanya beberapa detik berjalan sudah sampai. Haha..

“neo watta Himchan-ah, kau belum makan?” Tanya eomma begitu aku masuk

“aku sudah diusir Sunhwa, eomma taukan, dia kesal lagi denganku..”

Eomma tersenyum kecil, “haha, kau ini memang selalu jahil kepadanya..”

Aku menuju dapur dan mengambil biscuit, “tapi dia yang marah duluan tadi..”

“aigoo, kau mandi sana, ibu buatkan makan malam untukmu..”

“eo..”

Aku berjalan menuju kamarku yang berada dilantai dua, aku melemparkan tasku ke tempat tidur dan mengambil Handphone ku..

To: Miss Blank :p

Ya, game ku tadi jangan kau hapus, eo..

Lalu mengirimnya, aku pun segera turun untuk bergegas mandi..

***

Aku berjalan keluar kamar mandi dan mendapati nuna ku sedang menunggu..

“eo, kau menunggu lama nuna?”

“aniyo, cepatlah ke ruang makan, nanti makan malamnya dingin..”

“eo..”

Sebelum ke ruang makan, aku menuju kamarku. Ku dapati handphone ku menyala dan berbunyi singkat, menandakan ada pesan masuk..

Aku mengambil handphone ku dan membuka pesan yang ternyata balasan dari Sunhwa

From: Miss Blank :p

Ah! Sudah terhapus! Eotteokke Himchan-ah?

Aku tertawa kecil dan membalasnya..

To: Miss Blank :p

Neo jugeullae?

Aku tahu sebenarnya dia hanya main-main, dan dia jga pasti tahu kalau aku hanya main-main..

Aku pun memasukkan handphone ku kedalam saku celana ku dan turun menuju ruang makan..

***

-Keesokan Harinya (Author POV)

“Sunhwa! Ireona!” teriak eomma Sunhwa

Mata Sunhwa langsung terbuka mendengar teriakan eommanya. Dia melirik kearah jam yang berada di dinding kamarnya, tepat menunjukkan pukul 6 pagi. Dia memeriksa handphonenya dan mendapati 2 pesan..

“ah, aku ketiduran. Kira-kira Himchan marah tidak ya?” tanyanya pada dirinya sendiri saat membaca kedua pesan yang ternyata dari Himchan

Dia berangkat dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi..

***

“eomma, aku pergi dulu..”

“eo, hati-hati..”

Himchan melangkahkah kakinya keluar rumah dan menuju rumah Sunhwa. Mereka memang sering pergi dan pulang bareng. Jadi tidak heran..

“Sunhwa-ah..” panggil Himchan begitu sampai dirumah Sunhwa

“jamkkanman, eomma aku pergi dulu..”

“eo..”

Sunhwa keluar dari pintunya rumahnya sambil masih memasang sepatu..

“lama..”

“shikkeureo..”

Himchan merangkul Sunhwa kecil, “beraninya kau bicara seperti itu denganku..” katanya sambil tertawa kecil dan memukul kepala Sunhwa pelan

“wae!?”

“aku ini lebih tua darimu..”

“hanya beberapa bulan saja!” kesal Sunhwa dan melepas rangkulan Himchan lalu menjauhinya

“haha, babo..” ejek Himchan

Sunhwa tak memperdulikannya dan tetap berjalan mencoba menjauhi Himchan..

“ah matta! Mianhae..”

“untuk apa?”

“semalam tidak membalas pesan mu, aku ketiduran. Hehe..” jawab Sunhwa sambil tertawa kecil

“pantas saja. Dasar muka bantal..”

“mwo! Ya! Neo illeowa!!”

Mereka pun saling berkejaran hingga sampai ke sekolah mereka

***

“pagi Sunhwa, Himchan.. seperti biasa, setiap pagi kalian selalu mesra..” sapa Jieun

“anigeoteunyo!” kesal Sunhwa

Jieun tertawa pelan dan mendekati Sunhwa. Himchan yang melihat itu hanya diam lalu duduk di tempat duduknya..

“Yo! Pagi Himchan!” sapa Yongguk

Himchan tak menjawab dan hanya melihat Yongguk diam..

“kecewa dengan perkataan tuan putrimu, eo?” Tanya Yongguk dengan sedikit menggoda

Himchan menghela nafas kecil, “aniya..”

Yongguk memandang Himchan curiga lalu dia menahan tawa karena dia sangat yakin ekspresi Himchan saat ini adalah ekspresi kecewa..

“arasseo! Iya aku kecewa! Puas kau!” kesal Himchan sambil memukul mejanya kuat lalu keluar dari kelas

“ya Kim Himchan!” panggil Yongguk lalu mengejarnya

Sunhwa melihat Himchan dan bingung sendiri, “ada apa dengannya?”

***

“haaah..” Himchan menghela nafas panjang

Saat ini dia sedang baring-baring di atap sekolah sambil menatap langit dan menghirup udara segar..

“aku kecewa? Kenapa aku kecewa?” tanyanya kepada dia sendiri. Jujur, dia tidak mengerti kenapa dia kecewa dengan perkataan Sunhwa barusan. Dia sadar kalau dia menyukai Sunhwa, ataukah dia kecewa karena Sunhwa tidak juga mengerti perasaannya..

“disini rupanya..”

Suara tak asing membuat Himchan menoleh kearah suara tersebut, dia melihat Sunhwa berjalan kearahnya sambil berkacak pinggang. Mengetahui tujuan Sunhwa yang sebenarnya, Himchan mengalihkan pandangannya kembali kearah langit..

“ya! Ayo ke kelas, sebentar lagi masuk..”

Himchan tak memperdulikan perkataan Sunhwa, “terserah kau saja..” sambung Sunhwa dan berjalan menjauhi Himchan

Himchan yang mendengar itu langsung berangkat dari baringnya dan berjalan cepat mendahului Sunhwa. Sunhwa yang senang akan hal itu hanya terkekeh kecil dibelakangnya..

***

“mwo!?” teriak Sunhwa begitu mendengar jawaban dari teman-temannya

“iya, Himchan tidak kembali lagi setelah mengambil tasnya..” jelas Jihyun dibarengi anggukan Bora

Raut wajah Sunhwa berubah menjadi khawatir, “eotteokke, apakah dia pulang?”

“coba kau telpon dia..” saran Yongguk

Sunhwa menatap Yongguk dan mengambil handphone-nya dari dalam saku jas sekolahnya dan menekan beberapa nomor..

‘tuuut, tuuuut”

[“mwo?”] Tanya himchan di seberang sana

Raut wajah Sunhwa langsung terlihat tenang lalu marah, “ya! Neo edisseo!?”

Himchan tak menjawabnya sesaat, [“haruskah aku memberitahumu?”]

“m-mwo!? Ya! Sebentar lagi masuk! Kau jangan main-main!”

‘tut, tut, tut’ Himchan langsung memutuskan telponnya, “haish!” kesal Sunhwa dan mencoba menelponnya lagi

[“maaf, untuk saat ini nomor yang ada hubungi sedang dimatikan atau berada diluar jangkauan, silakan tinggalkan pesan”]

“ya! Kim Himchan neo babo!!”

Sunhwa menekan kesal layar handphone-nya (touchscreen ya), tak lama itu bel masuk atau bel jam pelajaran pertama berbunyi..

“haish si bodoh itu..” kesal Sunhwa dan duduk ditempat duduknya..

Kim seonsaeng memasuki kelas. Dia memperhatikan seluruh muridnya sesaat lalu berjalan pelan menuju meja guru..

‘grak’ “perhatian!” teriak tegas Junho, sang ketua kelas, semua murid mengikutinya

“beri salam pada seonsaengnim..” sambung Junho

“annyeonghaseyo..”

“ah ye, annyeong.. nah, apa kabar kalian semua?” Tanya Kim seonsaeng

“baik..”

“oke! Kita mulai absen ya?”

“ne..”

Ketika mendengar kata-kata absen, Sunhwa menjadi tambah khawatir dengan Himchan. Dia terus mengepal geram tangannya berharap Himchan segera datang. Sudah banyak nama yang diabsen oleh Kim seonsaeng sehingga membuat Sunhwa tambah khawatir.

“Han Sunhwa?” panggil Kim seonsaeng tanpa disadari Sunhwa. Sunhwa terus melihat kearah pintu mengharapkan kedatangan Himchan

“Han Sunhwa? Han Sunhwa-ssi??”

Jieun menyenggol-nyenggol tangan Sunhwa, “mwo?” Tanya Sunhwa kepada Jieun

“Kim seonsaeng memanggilmu, dia sedang mengabsenmu..” jawab Jieun berbisik

“eh?” Sunhwa langsung menoleh kearah Kim seonsaeng, “ne, seonsaengnim..” jawabnya dengan senyum lebar

Kim seonsaengnim menghela nafas, “kau sedang apa? Dari tadi dipanggil tidak mendengar.. kau melamun, eo?” Tanya Kim seonsaeng kesal

“ng, itu aku.. aku..” Sunhwa mencoba mencari alasan

‘brak..’ “maaf aku terlambat..”

Semua pandangan menuju kearah pintu. Semua terkejut saat melihat orang yang berada dipintu tersebut. Ya, dia Kim Himchan..

“Himchan-ah!” teriak Sunhwa senang bukan main, semua mata pun teralihkan ke Sunhwa lalu kembali ke Himchan

“o, Kim Himchan. Tumben sekali kau terlambat, ada apa?” Tanya Kim seonsaeng yang menyadari bahwa Himchan memang jarang sekali terlambat, atau lebih tepat tidak pernah terlambat..

“aku ketiduran..” jawabnya lalu menunuduk kecil dan menuju kearah tempat duduknya

“aah..” Kim seonsaeng paham akan jawabannya

Entah apa yang ada dalam pikiran Kim seonsaeng, dia telah lupa kalau Sunhwa belum menjawab pertanyaannya barusan dan malah membuka buku. Dia juga lupa kalau dia belum selesai mengabsen..

“ya! Kau dari mana sih! Aku khawatir tahu!” kesal Sunhwa kepada Himchan

Mendengar kata ‘khawatir’ di perkataan Sunhwa, Himchan menyunggingkan senyuman kecil yang tak disadari Sunhwa lalu mengacak gemas rambut Sunhwa..

“aku hanya ke uks sebentar untuk tidur, tapi kau mengangguku..” jawab Himchan sambil tersenyum kecil

Jantung Sunhwa langsung berdetak kencang saat melihat senyuman Himchan, “jarang sekali dia tersenyum seperti ini padaku, kenapa senyumnya bisa semanis itu?” Tanya Sunhwa dalam hati dan langsung mengalihkan pandangannya ke papan tulis. Jantungnya tetap berdetak kencang, dia mencoba untuk tidak terlalu menanggapinya tapi tidak bisa, “na wae geurae?” bisik Sunhwa kecil

***

Jam istirahat telah cukup lama berbunyi, Sunhwa dan kedua sahabatnya sudah berada di kantin sejak 5 menit yang lalu. Hanya saja, Sunhwa saat ini sedang menatap dua bungkus roti dihadapannya dengan tatapan tidak nafsu. Dia hanya memegangnya sesaat lalu membiarkannya lagi. Dia terlelap dalam lamunannya sendiri.

“..hwa? Sunhwa? HAN SUNHWA!” teriak Zinger hampir melengking

Sunhwa tersadar dari lamunannya dan menatap bingung kearah Zinger dan Jieun, “wae?” tanyanya dengan wajah polos

Kedua sahabatnya tersebut hanya memandang kesal Sunhwa. “ya! Neo wae geurae? Kalau kau tidak mau memakan rotimu, kenapa kau beli!” kesal Zinger sambil mengayun-ayunkan sebungkus roti dihadapan Sunhwa.

“arasseo, akan ku makan..” jawab Sunhwa pelan lalu membuka roti tersebut dan memakannya

“ya! Neo mwohanya? Dari tadi kuperhatikan kau melamun saja..” Tanya Jieun

“nado molla..”

“heol..”

Zinger menempelkan satu telapak tangannya pada kening Sunhwa dan satu lagi pada keningnya, mengecek apakah suhu badan Sunhwa sama dengannya..

“kau sama sekali tidak demam..” kata Zinger lalu menatap Jieun. Jieun menatap Zinger kembali lalu menatap Sunhwa

“ayo, katakan kepada kami..”

Sunhwa menatap kedua sahabatnya tersebut. Menatap bergantian kedua sahabatnya. Dia tidak yakin apakah harus mengatakannya atau tidak.

“kalian jangan tertawa, eo?” Tanya Sunhwa meyakini mereka

“arasseo..”

“benar? Kalian jangan tertawa! Jangan coba tertawa!”

“eeii, arratteonikka!”

Sunhwa terlihat gugup, dia menunduk dan mengepal erat kedua tangannya..

“aku tidak tahu mengapa, tadi saat Himchan masuk ke kelas. Aku menanyakan dia berada dimana selama itu..” Sunhwa menghentikan ceritanya

“hm, lalu??” Tanya kedua sahabatnya

“dia bilang dia berada di uks untuk tidur tapi aku menganggunya..” lanjut sunhwa

“mm, terus? Terus?” Tanya Jieun tidak sabar

Sunhwa menghela nafas kecil, “ketika dia tersenyum padaku, entah kenapa jantungku berdetak lebih cepat dari pada biasanya. Aku tak mengerti perasaan apa ini..”

Sunhwa kembali menatap kedua sahabatnya ingin melihat apa reaksi mereka. Ternyat saat ini kedua sahabatnya itu sedang menatapnya tak percaya.

“wae?” Tanya Sunhwa pelan

Zinger memegang kedua pundak Sunhwa erat, “Han Sunhwa.. akhirnya kau..”

***

Himchan POV

“gumawo Yongguk-ah..” ucapku sambil melemparkan sekaleng minuman kepada Yongguk

“hah, itu lebih baik dari pada harus bermusuhan denganmu..”

Aku tersenyum mendengar perkataan Yongguk. Kenapa aku berterima kasih padanya??

Sebenarnya, saat Yongguk menyuruh Sunhwa untuk menelponku, itu adalah rencana. Sebelumnya, bukankah aku kesal dengan Yongguk? Aku membuat rencana ini dengannya agar aku bisa memaafkannya. Ternyata rencananya berhasil. Kalau tidak, mungkin saat ini aku sedang tidak bersama Yongguk. Haha..

“ya!” panggil Yongguk

“hm?”

“kenapa kau menyukai Sunhwa?”

Aku terkejut sesaat dengan pertanyaan Yongguk, tapi setelahnya aku tersenyum.. “pertanyaan bagus Yongguk-ah..”

Yongguk menatapku aneh lalu menatap kearah lain menunggu jawabanku..

“hm,, kenapa ya? Aku hanya menyukainya..”

“mwo? Apakah itu bisa disebut alasan..”

Aku tertawa kecil mendengar perkataan Yongguk. “ani, aku hanya menyukainya. Atau mungkin bisa dibilang, aku menyukai semua yang ada pada dirinya..”

Yongguk menatapku lalu menghela nafas kecil, “kalau dia tidak menyukaimu dan malahan menyukai pria lain?”

Aku terdiam mendengar pertanyaan Yongguk, kalau dia menyukai orang lain?

“dan kalau saja dia menceritakannya padamu.. dan berkata, ‘kau orang pertama yang kuceritakan’. Apa yang akan kau lakukan?” sambung Yongguk

Mendadak jantungku menjadi sesak mendengarnya, kalau saja Sunhwa memang memperlakukan hal itu kepadaku. Pasti sangat menyakitkan untukku. Tapi, apa yang harus kulakukan??

“molla, Yongguk-ah..” jawabku

Yah benar, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Mungkin sebuah reaksi pun tidak akan kulakukan..

Yongguk menghela nafas dan menepuk pundak ku pelan. Sesaat kemudian bel masuk berbunyi.

“kajja..” ajak Yongguk

“eo..”

***

Sunhwa POV

… Cinta? Cinta?

Aku? Aku?

Kenapa aku?

Kenapa harus dia?

Kenapa harus seorang Mr. Perfect seperti dia?

Kenapa harus KIM HIMCHAN??

“SUNHWA!”

Aku tersadar dari lamunanku, melihat kekiri dan kekanan mencari siapa yang memanggilku. Kudapati Park seonsaeng di samping meja ku sedang memegang buku lalu menghempaskannya dimejaku..

“kau pikir ini pelajaran melamun apa!” teriak Park seonsaeng

Hah sial! Kena marah! Haish! Ini semua gara-gara kau Kim Himchan!

Aku menunduk kecil, “jwiesonghamnida..”

“haish, molla! Molla! Setelah ini kau ikut denganku!”

“ne, seonsaengnim..”

Park seonsaeng berjalan pergi menjauhi mejaku sambil meminjat keningnya.

“haish!” desis ku sambil memukul-mukul kepala ku pelan

Aku merasa ada yang sedang menatapku. Ku toleh kekiri dan kudapati Himchan sedang tertawa melihatku. Haish! Semua ini karena mu bodoh!

Aku memalingkan padanganku darinya dengan kesal..

“kau melamun apa sih?” Tanya Himchan sambil menyenggol bahuku pelan

“bukan urusanmu..”

“geurae?”

Haish! Kenapa sih aku menyukai orang sepertinya! Haish! Tidak adakah orang lain? Atau, Jieun dan Zinger salah mengerti.. mungkin saja hanya kebetulan kan? Hm, ya benar.. hanya kebetulan..

Aku menatap kesal kearah Himchan. Menatap dengan tatapan pembunuh..

“arasseo, arasseo..”

***

“baiklah, jangan pernah lakukan lagi. arasseo!?”

“ne, seonsaengnim. Kamsahamnida..”

Aku berjalan lemas menuju pintu keluar dari ruang guru. Ku dapati Himchan melambai kecil kearahku. Dia menungguku? Baik sekali.. hah? Baik! Ani, tidak! Tidak! Dia jahat! Musuhku!

“eotte?”

“museun, ya! Kau mengejekku ha!”

“aniya.. kajja, kita pulang..” ajak Himchan lalu berjalan mendahuluiku

Aku melihatnya lalu menghela nafas kecil, “kau tak berani jujurkan? Bilang saja kau takut aku tidak mengizinkan mu main game dirumahku lagi..”

Himchan berhenti seketika lalu berbalik memandangku

“wae? Aku benarkan?”

Dia berjalan mendekatiku lalu mengepalkan tangannya diudara seperti ingin memukulku, aku pun memejamkan mataku. Tapi ternyata dia malah memegang pundakku, aku membuka mataku dan melihatnya bingung..

“eotteokke arachi? Wuaah, jeongmal..” kagum Himchan

Aku memandangnya tak percaya. Jadi benar apa yang kukatakan barusan..

“ya!” kesalku

Dia pun berlari dan aku mengejarnya..

***

Aku memandangi langit-langit kamarku dengan keadaan bingung. Kalau aku mencintai Himchan, apa yang kusukai darinya?

‘trrrt, trrrt..” handphoneku bergetar. Ku dapati sebuah pesan dari Himchan

From: Hiiimchaaan~

Kau sedang apa? Aku ingin kerumahmu..

Aku langsung berangkat dari baringku. Dia ingin datang? Kenapa dia mengirimku pesan? Biasanya langsung datang saja..

To: Hiiimchaaan~

Eo? Tumben sekali kau mengirimiku pesan seperti ini, biasanya kau langsung datang..

Setelah mengirimnya, aku turun dari tempat tidurku dan menyisir rambutku..

‘trrrt, trrrt..’

From: Hiiimchaaan~

Eei, kau tidak senangkan diperlakukan seperti itu? Kalau kau tak ada kerjaan, aku kerumahmu sekarang..

Aku terdiam membisu melihat balasan dari Himchan. ‘kau tidak senangkan diperlakukan seperti itu?’ kenapa ini, hanya dengan kata-kata itu saja sudah membuatku senang.. apakah ini yang disebut cinta? Hanya dengan sebuah kata-kata sederhana sudah membuat kita senang? Apakah ini??

“Sunhwa-ah..”

Mendengar suara Himchan dari luar, aku segera berlari menuju lantai bawah dan membuka pintu..

“eo, neo watta..”

Himchan memandangiku bingung, “isanghae..” katanya dengan mata menyipit memandangiku kekiri dan kanan

“museun isanghae?” tanyaku

“biasanya kau lama sekali membuka pintu untukku, kenapa sekarang cepat sekali?”

‘deg’ jantungku berdetak kencang saat pertanyaan itu terlontar dari mulutnya. Aku sama sekali tak berani menatap matanya..

“eo? Aah, igeo.. a-aku kebetulan saja sedang berada dekat dengan pintu..”

Himchan mengangkat alisnya, “geurae? Arasseo, biarkan aku masuk..”

“eo? Eo..”

Himchan berjalan masuk kedalam rumahku, ku perhatikan setiap langkahnya. Tiba-tiba saja jantungku berdetak kencang setiap saat memperhatikannya..

“ya, kenapa kau masih diam disana.. palliwa..” katanya saat menyadari aku masih tetap diposisiku

“eo? A-arasseo, aku ingin mengambil jus dan biskuit dulu..”

Himchan memandangku bingung lalu membiarkanku pergi ke dapur..

“aah, ada apa denganku??” tanyaku pada diriku sendiri

Kupegangi dadaku. Jantungku kini berdetak sangat kencang. Aku tertunduk lemas..

***

Himchan POV

Hm, kenapa Sunhwa jadi aneh sekali? Sejak aku terlambat masuk kelas dia sudah aneh.. haish! Ada apa lagi sih dengan anak itu, dan juga tadi apa itu? Dia berbicara saja gugup seperti itu. Ataukah dia.. jangan-jangan.. aah! Seolma!

“eo? Himchan-i??”

Aku menoleh ke sumber suara, “ah ye ahjumma..”

“dimana Sunhwa??”

“dia sedang mengambil jus dan biskuit..”

“eo, eomma..”

Aku menoleh kesumber suara. Ku dapati Sunhwa sedang membawa banyak sekali makanan..

“ya, ya.. sini biar aku yang bawakan..” kataku dan berjalan mendekatinya lalu membawa beberapa makanan

“eo.. gu-gumawo..”

Lagi-lagi dia berbicara terbata-bata begitu..

“kalau begitu eomma tinggal dulu ya..”

“ne..”

Aku menatapi Sunhwa berjalan kearah meja dan menaruh beberapa makanan dan mengambil sisanya untuk dia makan..

“kau tidak main game mu Himchan?”

“baru saja aku ingin main..”

Dia mengangguk mendengar jawabanku. Aku duduk didepan tv khusus untuk main game, lalu ku hidupkan game yang sebelumnya ku mainkan..

‘trrt, trrt..’ aku menoleh kesumber getaran yang ternyata handphone Sunhwa.

“eo? Nuguji??”

Aku menoleh kearah Sunhwa, dia menunjukkan handphone-nya kepadaku, “kau tahu Himchan-ah?”

Aku menuju kearahnya dan duduk disampingnya lalu mengambil handphonenya dan membaca pesan tersebut..

From: 010-982-xxx-xxx

 Sunhwa-ah..

Aku menatapi nomor tersebut. Sepertinya aku tahu nomor ini..

Aku mengambil handphone ku dan mulai mencari nomor tersebut di kontak handphone-ku.. ternyata benar, ini nomor Gikwang..

“nugu Himchan-ah..”

“Gikwang-i..”

Sunhwa terlihat kaget dengan jawabanku. Ya benar, dia tidak akan menyangka Gikwang akan mengiriminya pesan sementara saat kelas 2 SMP kemarin mereka berdua putus dengan alasan, Sunhwa tidak dapat menyukainya..

Ya, Sunhwa selama ini sama sekali belum mempunyai orang yang dia sukai. Jadi yah, dia belum mempunyai cinta pertama..

“ku balas tidak ya?” Tanya Sunhwa kepadaku

“terserah kau..” jawabku lalu berjalan menuju tempatku sebelumnya..

Aku mendengar suara helaan nafas Sunhwa. Sepertinya dia bingung..

***

Author POV

Sunhwa menatap layar handphone-nya, sebentar bentar dia melihat Himchan yang sedang main game..

“nan eotteokke?” tanyanya pada dirinya sendiri

Himchan yang mendengar itu sebenarnya ingin saja berteriak ‘jangan balas’ tapi dia tidak ingin perasaannya diketahui oleh sunhwa, dia belum siap untuk itu..

Akhirnya Sunhwa menyerah dan membalas pesan tersebut..

To: Gikwang

Gikwang-i?

“kau membalasnya?” Tanya Himchan yang masih terfokus dengan gamenya

“eo..”

Entah kenapa saat itu perasaan Himchan bercampur aduk antara membiarkan Sunhwa ber-sms-an dengan Gikwang atau menyelesaikan gamenya..

Tak ada percakapan diantara mereka, hanya bunyi yang berasal dari game Himchan dan setiap beberapa menit suara getaran handphone Sunhwa..

Sunhwa membuka pesan balasan dari Gikwang..

From: Gikwang

Eo? Neo arro? Hehe^^

Sunhwa menatap Himchan, entah kenapa melihat Himchan yang sama sekali tidak peduli membuat hatinya sakit..

To: Gikwang

Eo, Himchan yang bilang padaku..

‘tak’ Himchan mematikan gamenya. Sunhwa terkejut dan menatap Himchan bingung. Himchan kini berangkat dari tempatnya dan berjalan menuju Sunhwa lalu duduk disampingnya. Sunhwa terlihat bingung sekaligus berdebar karena tiba-tiba saja Himchan duduk disampingnya..

“wae?” Tanya Sunhwa setenang mungkin

“geunyang..” jawabnya sambil mengambil komik dan membacanya

Jantung Sunhwa berdetak begitu kencang. Tiba-tiba handphone Sunhwa bergetar..

Satu pesan dari Gikwang, Himchan melirik sedikit lalu kembali pada bacaannya..

From: Gikwang

Aah, apakah dia bersamamu?

Eum, begini.. Sunhwa-ah, besok itukan hari minggu. Kalau kau tidak keberatan, bagaimana kalau besok jam 2 siang kita bertemu di café ‘H’ di daerah Mapo? Kau tahu kan? Ada yang ingin kubicarakan, berdua saja..

Sunhwa terlihat bingung harus menjawab apa, sesekali dia melihat Himchan dan sesekali juga Himchan melirik handphone Sunhwa, namun tidak ketahuan..

Himchan tahu pesan Gikwang barusan, dan itu langsung membuatnya kesal..

“untuk apa kau ingin bertemu dengannya, kalau kau ingin balikan dengannya, bukankah sudah jelas dia tidak suka denganmu..” kesal Himchan di dalam hatinya seperti mau meledak, dia tidak sadar kalau komik yang dibacanya dari tadi halaman itu-itu saja..

Sunhwa menghela nafas kecil dan membalas pesan Gikwang..

To: Gikwang

Eo, aku tahu dimana. Ne gwenchana, kita bertemu besok siang.

Himchan yang melihat itu seketika kesal dan tanpa sadar menaruh kasar komik Sunhwa..

“wae, Himchan-ah??” kaget Sunhwa

Himchan tak menjawab dan terlihat sangat kesal, “ani, aku mau pulang..” katanya dan berjalan menjauhi Sunhwa

“aa, Himchan-ah!” panggil Sunhwa namun tak diperdulikan Himchan

***

Himchan POV

Sunhwa babo! Kenapa dia menerima ajakannya!

“haish!!” kesal Himchan dan menendang bekas kaleng minuman yang kebetulan ada didepannya

Tanpa kusadari, aku sudah berada didepan rumahku. Aku menghela nafas kecil lalu membuka pintu pagar rumahku, menekan beberapa tombol password, lalu masuk kedalam rumah..

“aku pulang..”

Tak ada jawaban, aku melirik kearah jam yang berada tak jauh dari jarak pandangku, pukul tiga sore. Saat seperti ini eomma sedang pergi ke pasar.. aku duduk didepan tv dan menghidupkannya..

Kutekan tombol bawah sehingga channelnya terus berganti..

“tidak adakah acara yang lebih menyenangkan?”

Aku berjalan lesu kearah dapur dan menemukan sebuah note kecil dari eomma..

Himchan-ah, eomma kepasar dulu. Tidak akan lama, mungkin hanya sekitar 30 menit.

Sepertinya eomma tahu aku akan pulang..

Aku meraba kantong jeans-ku mencoba mencari handphoneku..

“loh? Dimana?”

Tiba-tiba saja aku teringat kalau handphoneku ku taruh di atas meja ruang santai rumah Sunhwa..

“haish! Haruskah aku balik??”

Karena tak ada pilihan lain, aku pun berjalan kearah pintu bermaksud untuk kembali kerumah Sunhwa..

***

“eo? Tidak dikunci..”

Karena pintunya tidak dikunci aku pun masuk (jangan ditiru). Sepi sekali, sepertinya eomma Sunhwa pun sedang pergi kepasar..

Aku naik kelantai dua dan berjalan menuju keruang santai.

“eodi?” tanyaku sambil menelusuri setiap sudut ruang santai.

Akhirnya handphone-ku kutemukan. Ternyata bukan diatas meja melainkan disela-sela sofa yang tadi kududuki..

“haish, kenapa bisa ada disini? Apakah tergelincir?”

Aku berjalan keluar ruang santai dan otomatis melewati kamar Sunhwa. Pintunya tidak tertutup sebagian sehingga memudahkanku untuk melihat Sunhwa yang sedang menelpon. Dia tidak menghadap kearah pintu sehingga tidak menyadari kehadiranku..

“nan eotteokke Jieun-ah?”

Kata-kata Sunhwa tersebut sukses membuatku ingin menguping percakapannya dengan Jieun..

“eo, besok siang.. bagaimana ini? Apa yang harus kukatakan pada Gikwang nanti?”

‘deg’ mendengar kata Gikwang, aku menjadi kesal dan ingin pergi..

“ya! Mana bisa ku katakan seperti itu!” teriak Sunhwa dan sedikit membuatku kaget sehingga ku hentikan langkahku dan kembali berniat untuk menguping pembicaraan Sunhwa.

“aku malu Jieun-ah.. memang, aku.. aku memang menyukainya. Kau benar Jieun-ah, aku memang menyukainya.. aku tidak tahu mengapa, setiap kali memikirkannya membuatku gila.. setiap kali aku mencoba memikirkan apa yang kusukai darinya benar-benar membuatku gila.. ku pikir aku benar-benar menyukainya..”

Seketika tubuhku membeku. Siapa yang dimaksud Sunhwa tadi? Gikwang? Apakah dia menyesal karena sudah memutuskan Gikwang? Apakah dia ingin balikan dengan Gikwang? Andwaenya.. andwae.. jeolttae andwae..

Aku berjalan lemas kearah pintu rumah Sunhwa dan keluar sesegera mungkin. Hatiku mendadak menjadi sesak, tak berdaya..

***

Sunhwa POV

Setelah Himchan pergi, entah kenapa hatiku terasa sesak.. sepertinya benar, aku menyukai Himchan. Tak peduli apa yang kusukai darinya, aku menyukainya..

Aku telah janjian dengan Gikwang, hah.. lalu apa yang harus kulakukan besok ketika bertemu dengannya?

Aku menekan beberapa tombol di handphone ku dan berjalan masuk kedalam kamarku..

[“yeobosaeyo?”]

“jieun-ah..”

[“eo? Wae?]

“besok aku ada janji dengan Gikwang..”

[“mwo!?”]

“nan eotteokke Jieun-ah??”

Jieun tak menjawab sebentar, [“benar besok siang kau bertemu denganya?”]

“eo, besok siang.. bagaimana ini? Apa yang harus kukatakan pada Gikwang nanti?”

[“eum, katakan saja kau masih tak menyukainya! Tapi kau menyukai Himchan!”] usulnya

“ya! Mana bisa ku katakan seperti itu!” kesalku

Yang benar saja, aku malu tahu jika harus mengatakan hal seperti itu, dan itu juga bisa membuat hati Gikwang sakit..

[“ya! Kau menyukai Himchan kan! Katakan saja seperti itu!”]

Aku berfikir sejenak lalu menghela nafas, “aku malu Jieun-ah.. memang, aku.. aku memang menyukainya. Kau benar Jieun-ah, aku memang menyukainya.. aku tidak tahu mengapa, setiap kali memikirkannya membuatku gila.. setiap kali aku mencoba memikirkan apa yang kusukai darinya benar-benar membuatku gila.. ku pikir aku benar-benar menyukainya..”

[“kalau begitu katakan saja kepada Himchan..”]

Aku terdiam. Apa yang dikatakan Jieun benar, aku harus mengatakannya kepada Himchan tentang perasaanku..

“lalu, bagaimana dengan besok?” tanyaku

[“mwo? Kau ingin aku ikut besok?”]

“aku maunya seperti itu, tapi dia hanya ingin berbicara denganku saja..”

[“haaah, ya! Aku yakin kau bisa mengatasinya dengan baik, dan aku juga punya firasat bagus untuk besok..”]

“gumawo Jieun-ah..”

[“ne, fighting untuk besok! Dan katakan perasaanmu pada Himchan!”]

“ne! aku akan mengatakannya kepada Himchan. Akan kukatakan kalau aku menyukainya!”

[“itu baru Sunhwa yang ku kenal.. Sudah ya, aku tutup. Fighting!”]

“ne, gumawo..”

Jieun menutup telponnya. Entah kenapa perasaanku langsung lega begitu berbicara dengan Jieun.. aah! Aku sedang bersemangat!

***

Himchan POV

Hari ini, Sunhwa akan bertemu Gikwang di café ‘H’ daerah Mapo.. hah, apa yang harus ku lakukan?? Kalau aku mengikutinya, akan ketahuan tidak ya? Hm, kalau hari minggu siang hari, daerah Mapo ramai kan? Aaah apa yang harus ku lakukan!?

Aku melirik jam yang tepat berada dihadapanku, pukul setengah 2 siang. Mungkin saat ini Sunhwa sudah pergi. Apa yang harus kulakukan..

Ku pandangi handphone yang dari tadi ku pegang. Ku lihat kunci motorku tergeletak di meja di depanku. Sepertinya kunci itu sedang menggodaku untuk keluar.

“haish!” kesalku dan berjalan kearah kamarku lalu mengambil jaket.

Ku masukkan handphone ku disaku jeans ku dan mengambil kunci motorku.

***

“aku benar-benar ke Mapo..”

Tanpa sadar aku benar-benar pergi ke sini. Ku parkirkan motor ku di tempat pemarkiran dan mulai berjalan. Hari minggu begini memang ramai.

Ku perhatikan suasana disekelilingku, terlihat banyak sekali pasangan kekasih.

Aku menghentikan langkahku, “hm, begini ya rasanya dikelilingi para pasangan..” kataku pelan lalu melanjutkan kembali langkahku

‘trrt, trrt..’

“eo?” kuambil handphoneku dan kulihat terdapat satu pesan masuk, ternyata dari Yongguk

From: Yongguk-nae chinhan chingu..

Ya! Kau dimana sekarang? Barusan aku melihat Sunhwa disebuah café di Mapo, dia bersama Gikwang. Kau tahu ini?

Aku menghela nafas lalu membalas pesan Yongguk tersebut.

To: Yongguk-nae chinhan chingu..

Aku tahu..

Ku tatapi layar handphoneku. Kenapa wallpapernya fotoku dan Sunhwa? Mungkin aku harus segera menggantinya..

Handphone ku bergetar lagi, menandakan pesan masuk.

From: Yongguk-nae chinhan chingu..

Mwoya? Kau tidak mengikutinya?

Au terdiam melihat balasan dari Yongguk, ku putuskan untuk tidak membalasnya. Kalau kubalas, nanti persoalannya jadi panjang..

Aku kembali berjalan, dari arah kejauhan dapat kulihat sebuat banner café ‘H’. Hanya beberapa meter lagi, aku akan melihat wajah tertawa Sunhwa yang telah menyatakan perasaannya..

Aku terus berjalan hingga akhirnya sampai di depan café tersebut. Aku mengambil jarak dari café itu agak jauh agar mereka tak sadar dengan kehadiranku. Sunhwa dan Gikwang duduk tidak jauh dari jendela yang terbentang luas. Mereka duduk tepat didepannya, dapat kulihat pula mereka berdua duduk saling berhadapan. Sunhwa terlihat menunduk kecil dan Gikwang terlihat agak malu.

Sunhwa hari ini terlihat cantik sekali. Aku tersenyum kecil ketika melihatnya memandang Gikwang lalu mengatakan sesuatu kepadanya yang ku yakin itu adalah pernyataan perasaannya, dapat kulihat pula reaksi Gikwang yang terkejut mendengarnya. Yah, aku tahu kenapa dia terkejut, pasti dia tidak akan menyangka dapat mendengar pernyataan suka dari Sunhwa setelah sekian lama.

Kulihat Sunhwa kembali menunduk, dia menoleh kearah kiri, tepat kearah dimana aku berdiri. Sepertinya dia menyadari kehadiranku, aku melambai kecil padanya. Waktu seakan berhenti, dia terlihat terkejut, aku tersenyum dan melihat Gikwang yang ikut menyadari kehadiranku. Aku tersenyum kecil kepada Gikwang lalu mengirimnya pesan.

To: Gikwang-i

Tolong jaga Sunhwa untukku, aku tahu kau pasti bisa menjaganya dengan benar.

Setelah ku kirim, aku menunjukkan handphoneku kepada Gikwang yang mengartikan bahwa kau telah mengirimnya. Dia menerima pesanku dan sedikit terkejut. Aku tersenyum kecil lalu kembali melihat Sunhwa, dia masih terkejut. Aku tertawa kecil lalu berjalan pergi dari sana.

Hati ku sakit, namun jauh dari itu aku pun senang. Entah kenapa aku menjadi senang.

Aku berjalan menembus keramaian, melewati para pasangan yang berjalan berlawanan arah denganku. Suara keramaian yang mereka hasilkan dan suara music dari toko-toko membuat hatiku sedikit tenang..

“KIM HIMCHAN!!!”

Aku terkejut lalu menoleh ke belakang. Suara itu, suara tadi itu suara Sunhwa. Kenapa dia memanggilku?

Dari arah kejauhan dapat ku lihat Sunhwa berlari kearah ku. Nafasnya tersengal-sengal, dia melihatku dengan kesal..

“neo mwohanya!” teriaknya

“mwo?”

“haish! Neo baboya! Babo!” kesalnya dan memukulku kecil

Aku bingung dengan perlakuannya ini, ada apa dengannya? Ah! Bagaimana dengan Gikwang?

“ya, bagaimana dengan Gikwang? Kau meninggalkannya?” tanyaku

“dia mengajak ku balikan, tapi aku menolaknya..” jawabnya sambil menunduk

“mwo!? Kenapa!? Kau menyukainyakan?”

“mwo!? Sejak kapan aku bilang aku menyukainya!?” Sunhwa menatapku kesal..

“kemarin saat kau menelpon Jieun..”

“mwo!?”

Ah! Kau bodoh Kim Himchan! Bisa-bisanya kau keceplosan seperti ini..

“a-ani..”

“kau menguping pembicaraanku! Lalu bukannya kemarin kau sudah pulang!? Kenapa kau balik lagi kerumahku!?”

Aku menghela nafas kecil lalu menunduk, tak berani menatapnya..

“handphoneku ketinggalan jadi aku mengambilnya, pintunya tidak dikunci jadi aku langsung masuk. Tanpa disengaja aku mendengar pembicaraanmu dengan Jieun..”

Aku melirik kearahnya, dia terlihat terkejut dan tidak percaya..

“aku tahu aku salah, mianhae.. nah sekarang kembali lah, Gikwang menunggumu..”

Aku berjalan kembali. Berjalan menjauhi Sunhwa.. mungkin ini yang terbaik.. sudah kuputuskan.. ini memang yang terbaik..

“Kim Himchan!”

Aku kembali menoleh kearah belakang. Kini jarak antara aku dan Sunhwa cukup jauh, namun aku masih bisa melihatnya. Dia menunduk dan mengepal tangannya kuat yang kuyakini dia sedang kesal..

“… neo babo.. neo babo! KIM HIMCHAN NEO BABO!” teriak Sunhwa sambil menatapku kesal

Kini air mata mengalir begitu deras di pelupuk matanya. Aku mencoba mendekatinya..

“kau bodoh Kim Himchan!” teriaknya lagi sehingga membuat langkah ku berhenti

Dia menatapku dengan air matanya yang terus mengalir..

“kau pikir itu perasaanku untuk Gikwang, eo!? Kau salah bodoh!”

Aku terdiam, aku masih melihatnya. Aku menatap matanya yang masih mengeluarkan air mata. Ku lirik ke kanan dan ke kiri, saat ini perhatian semua orang ada pada kami.

“Sunhwa-ah..”

“kau salah Himchan-ah..” isaknya

“ya.. uljima..”

“kau yang membuatku menangis bodoh!”

Lagi-lagi aku hanya dapat terdiam, “mianhae, eo?”

“kenapa kau bisa berfikir itu adalah perasaanku pada Gikwang! Kau sendiri kan yang melihatku menolak dia saat itu! Kenapa bisa-bisanya kau langsung menyimpulkan perasaanku seperti itu!”

Aku mendekatinya lalu memeluknya, “mianhae, aku yang salah. Jadi, itu perasaanmu untuk orang lain, eo?”

“apakah kau tidak tahu perasaan itu adalah perasaanku padamu!?”

Aku terkejut lalu memandang Sunhwa, “apa maksudmu?”

“babo! Aku menyukaimu bodoh! Tidakkah kau mengerti itu!?”

Aku masih terkejut dan memandang Sunhwa, aku menatap matanya mencoba mencari kepastian di setiap perkataannya..

“sejak kapan?” tanyaku

“molla! Aku bisa gila jika memikirkan itu!”

Aku kembali memeluknya namun kali ini lebih erat..

“mianhae, aku tidak mengetahuinya.. tapi, aku juga Sunhwa-ah.. aku juga menyukaimu.. jeongmaleo..”

Dia semakin menangis dan membalas pelukanku. Orang-orang yang tadi memperhatikan kami tiba-tiba saja member kami tepuk tangan. Aku mempererat pelukanku dan mencium pelan kepalanya.

***

“sejak kapan kau menyukaiku Himchan-ah?” Tanya Sunhwa

“geureussae..”

“mwoya..”

Saat ini kami sedang berada di pinggir sungai Han, menikmati pemandangan malam hari kota Seoul..

“ya~ tidak kah kau pikir ini adalah tadir kita?” tanyaku

“hm? Kalau di pikir-pikir juga iya.. sepertinya kita tidak akan pernah berpisah, eo?”

Sunhwa memandangku aku membalas memandangnya..

“saranghae..” kataku pelan

“nado..”

Aku menciumnya pelan dan dia membalas menciumku..

Takdir.. mungkin memang menyenangkan kalau kita telah mengetahui takdir kita, tapi akan lebih menyenangkan kalau kita dapat mengetahui takdir itu secara perlahan..

^Selesai^

Bagaimana? Semoga puas ya.. Mian kalo banyak typo bertebaran dan agak gimana gitu.. Hehe^^

Kritik dan Saran saya terima dengan lapang dada.. Gumawo^^

17 respons untuk ‘-FF- This Is Our Destiny (One Shot)

    • neee, gumawo udah comment dan baca~

      aku sih dr dulu udah nge-ship Sunhwa-Himchan, hehe^^ walaupun org banyak suka Himchan dengan Hyosung, haha^^

  1. NdareELFexotic berkata:

    Suka eoh!apalagi main castx b.a.p member
    wuaa…Biasku juga jadi main cast…

    Typo ma cuma dikit kok!

  2. Yanahyemin berkata:

    Daebak author aku juga suka couple himchan sama sunhwa author ceritanya tidak terlalu bosan kok aku suka author aku harap author buat lagi terbaik ya author… fighthing…

Tinggalkan Balasan ke Yanahyemin Batalkan balasan