-FF- First Love: Chapter 2 of 2

first love2

Demi apapun Ya Allah, saya dapet ilham banget hari ini. Baru aja kemarin minta maaf yang sebesar-besarnya karena gak sempet nyelesain ni ff, tiba-tiba aja jam 7 tadi langsung dapet ide lancaaar banget! walau dicegah dikit gara-gara mati listrik. Tapi emang beneran, makasih banget yang ngedoain saya lancar buet ni ff. Makasih~ kalau gitu langsung aja, cekidotcom~

First Love 2

  • Main Cast            : Han Sunhwa (Secret), Kim Himchan (B.A.P)
  • Support Cast      : You can find it yourself, *wink*
  • Genre                   : Love-life, little bit Humor and Sad
  • Author                  : dk1317 a.k.a  GDhia/GDhia1

P.S : This is just FF and my other imagine, don’t be plagiat and other that god and I don’t like, and please don’t be silent readers, please leave some comment~

Happy Reading~

***

Author POV

“Sunhwa-ah, saranghae..”

Himchan menatap Sunhwa dalam. Sunhwa yang terkejut langsung saja melihat Himchan.

Mereka saling bertatapan satu sama lain. Sunhwa tak menjawab dan memasang wajah tak percaya.

“eem, itu.. kalau kau ingin menjawabnya lain kali juga tidak apa-apa..” Himchan akhirnya berbicara dia terlihat bingung akan mengatakan apa lagi.

“kalau begitu aku duluan. Gumawo atas hadiahnya..” lanjut Himchan dengan senyum

Sunhwa melihatnya berjalan dengan masih tidak percaya. Tiba-tiba Sunhwa menarik jaket Himchan.

“wae? Wae?” tanya Himchan dengan terkejut

Sunhwa menarik nafas dan menatap Himchan lalu tersenyum.

“nado, nado saranghae Himchan-ah..” ucap Sunhwa dengan senyum

Himchan terkejut lalu tersenyum dan memeluk Sunhwa. Sunhwa membalas pelukan Himchan.

Di dalam restoran terlihat yang lainnya gembira dan bersorak. Lalu mereka keluar mendekati Himchan dan Sunhwa.

“ehem, karena kalian jadian dan sekaligus ulang tahun Himchan. Kalian traktir kami! Ayoo!” Yongguk diikuti yang lainnya bersorak riang sambil menarik Himchan.

“ka-kalian melihatnya!?” kaget Himchan

Yongguk dan yang lainnya tersenyum sinis. “kau memilih tempat yang salah untuk mengungkapkan perasaanmu..” ucap Yongguk lalu menarik Himchan lagi

“ya!” kesal Himchan

Sunhwa hanya tersenyum melihat kelakuan mereka. Tiba-tiba tangannya dirangkul dengan lembut. Dia melihat siapa yang merangkulnya.

“eonni..”

“chukkahanda, cinta pertamamu berhasil..” ucap Hyosung dengan senyum

“gumawo eonni, tanpa bantuanmu pun mungkin tidak akan berhasil..” ucap Sunhwa

Hyosung tersenyum dengan bangganya kepada sahabatnya tersebut.

“kajja..” ajak Hyosung

Sunhwa mengangguk dan mereka berjalan mendekati Himchan dan yang lainnya.

***

Sunhwa POV

Dongdaemun, 16 Mei 20X2

Hari ini adalah kencan pertama ku dengan Himchan. Walaupun sudah beberapa minggu sejak kami pacaran tapi kami belum sempat kencan. Huft.

“jadi, kau mau kemana?” tanya Himchan

Aku sedikit terkejut lalu menatapnya.

“mwoya? Bukankah seharusnya namja yang merencanakan ingin kemana?” ucapku balik bertanya

Himchan balas menatapku sambil tersenyum lalu memegang tanganku lembut.

“bukankah namja harus mengikuti apa yang diinginkan yeojanya? Kalau aku yang memilih tempat nanti kau tak suka..” jawab Himchan

Aku berfikir sejenak. “tapi kalau begitu jika aku yang memilih tempat nanti kau tak suka..” kataku juga

Dia memasang wajah kaget lalu melepaskan tanganku.

“hm, benar juga..”

Aku tertawa kecil lalu merangkul tangannya. “lebih baik kita katakan saja perasaan masing-masing kita ingin kemana, nanti kita kedua tempat tersebut. Bagaimana?” tanyaku

Dia melihatku lalu berfikir. “boleh juga. Kalau begitu kita ucap sama-sama..” usulnya

Aku mengangguk. “1.. 2.. 3!”

“taman bermain!” “kebun binatang!”

Kami saling melihat satu sama lain lalu tertawa. Kami terlihat seperti anak-anak saja.

“kalau begitu kita ke aquarium lalu ke taman bermain..” ucap Himchan dibalas anggukan ku

***

“Sunhwa-ah, kenapa kau mau ke kebun binatang?” tanya Himchan sambil memakan ice cream yang baru saja kami beli

“geunyang. Aku hanya suka saja melihat binatang..” jawabku sambil melihat bebarapa burung di sangkar

Kami melihat berbagai macam hewan dan berfoto. Aku bahkan memberanikan diri berfoto dengan ular.

Memberi makan monyet, gajah dan jerapah. Sangat menyenangkan. Tanpa disadari hari sudah siang dan kami memutuskan untuk lanjut ke taman bermain.

***

Himchan POV

“Yahoo!!” teriakku kegirangan

Saat ini kami sedang naik rollercoaster. Haha.

Baca lebih lanjut

-FF- First Love: Chapter 1 of 2

first love1

Annyeong~ Udah lama kan sejak ff terakhir saya Rain Sound~ Ada yang nunggu ff baru? Saya datang lagi-lagi dengan membawa! Him-Sun couple~ Lalalalala~ Jangan tanya kenapa jadi suka buat ff Him-Sun. Hahahaha. Pokoknya, selamat menikmati ff saya~

Untuk pertama kalinya kau merasakan cinta.

Tak mengetahui seperti apa cinta itu. Dan secara tiba-tiba kau terjebak dalam kenyataan bahwa ‘Cinta Pertama’ itu cinta yang paling manis sekaligus menyakitkan. Dan seperti apa yang dikatakan orang-orang, ‘Cinta Pertama’ paling sulit untuk dilupakan.

First Love

  • Main Cast            :Han Sunhwa (Secret), Kim Himchan (B.A.P)
  • Support Cast      : You can find it yourself, *wink*
  • Genre                   : Love-life, little bit Humor
  • Author                  : dk1317 a.k.a  GDhia/GDhia1

P.S : This is just FF and my other imagine, don’t be plagiat and other that god and I don’t like, and please don’t be silent readers, please leave some comment~

Happy Reading~

***

Seoul, 10 Maret 20X3

‘plak!’

Sebuah tamparan mendarat tepat di wajah seorang namja. Dia hanya pasrah menerima tamparan tersebut. Dia merasa kalau dia pantas untuk di tampar. Walaupun baginya bukan itu lah yang saat ini menyakitkan sekarang.

Sunhwa POV

Dongdaemun, 3 Maret 20X2

“Himchan-ah, pasta seafood dua di meja nomor 5!”

“siap!”

Kim Himchan. Itulah namanya, namja yang membuatku jatuh hati. Kalau ku pikir mungkin dia adalah cinta pertama ku. Dia bekerja sebagai koki di restoran kecil bernama Lovierra ini. Restoran ini selalu ramai dikunjungi. Selain karena menu-nya yang lezat sekaligus pelayannya yang tampan. Kalau ku sebut tampan, tentu saja yang mengunjungi restoran ini kebanyakan adalah perempuan.

Restoran ini buka pukul sembilan pagi sampai dengan delapan malam. Buka setiap hari senin sampai dengan jumat dan tidak pernah sepi. Karena restoran ini kecil, mereka hanya mempekerja kan enam pelayan. Mereka adalah Yongguk dan Himchan sebagai yang paling tua, terus dilanjutkan dengan Daehyun dari Busan, Youngjae yang ceria, Jongup yang kaku diantara para pengunjung dan Junhong yang pemalu sekaligus paling muda. Kokinya adalah Himchan dan dibantu oleh Youngjae. Yang memegang meja kasir adalah Junhong, dan sisanya merupakan pelayan meja.

Kenapa aku mengetahui semua ini? Karena..

“Sunhwa-ah! Kau sudah di sini ternyata, cepat sekali..”

“ah! Hyosung eonni~”

Pemilik restoran ini adalah temanku. Namanya adalah Jeon Hyosung. Dia sangat periang, aku suka sekali dengannya. Dia adalah Sunbae ku di sekolah, dan kami sangat akrab sekali. Seharusnya aku tidak pantas mengatakannya begitu, tapi itulah kenyataannya.

“ku tebak, kalau kau datang secepat ini berarti ada sesuatu! Katakan padaku cepat!”

“aniya..”

“ya! kau tidak dapat menipu ku kau tahu itu, kau ke sini karena ingin melihat Him-umph!”

Spontan saja mulut Hyosung eonni langsung ku bekap. Semua pengunjung melihatku begitu pula dengan Yongguk dan yang lainnya. Tentu saja Himchan juga melihatku dan langsung begitu saja ku lepaskan tanganku dari mulut Hyosung eonni.

“ssst..”

“eeish, arasseo! Tapi, tidak biasanya kau secepat ini? Kau juga tidak bersama Hana hari ini?” tanya Hyosung eonni sambil melihatku dengan sedikit kesal

“Hana hari ini rapat pagi, jadi aku sendirian..”

Hyosung eonni menatap ku curiga dan itu langsung membuatku grogi. Aku hanya dapat melihat ke kiri dan ke kanan dan sama sekali tidak berani melihat Hyosung eonni.

“hahaha, arasseo. Kau pesan yang biasa kan?” tanya Hyosung eonni dengan senyum manisnya

Aku hanya mengangguk kecil dengan hati sedikit tenang. Ku lihat jam tanganku, pukul setengah sepuluh. Benar juga hari ini aku lebih cepat dari biasanya. Apa karena biasanya aku pergi dengan Hana ya? Mungkin juga seperti itu karena biasanya aku dan Hana pergi ke sini tepat pukul sepuluh dan itu pun akan sampai pukul sepuluh lewat lima belas menit.

Aku memandang keluar jendela. Pemandangan jalan di Dongdaemun memang selalu ramai. Setiap jam, setiap menit, setiap detik selalu ramai oleh para pejalan kaki, apakah mereka adalah penduduk sekitar, pekerja, maupun siswa sekali pun.

‘trak’

Sepiring Omelet-rice dan salad disungguhkan untuk ku. Ku lihat pelayan yang menyungguhnya. Dia adalah Himchan. Ini pasti kerjaan Hyosung eonni. Ku lihat dia dengan sangat perlahan menyungguhkan pesananku.

“maaf jadi saya yang mengantar pesanan anda karena yang lain sedang sibuk..” ucap Himchan sambil menunduk kecil lalu pergi

Sama sekali tak sempat ku ucap terima kasih. Tapi tak apalah aku senang karena yang menyungguhkannya adalah orang yang kusukai.

“selamat makan..” ucapku pelan lalu tersenyum kecil mengingat bahwa Himchan yang membuat dan menyungguhkannya untukku.

Omelet-rice buatan Himchan memang paling enak.

***

Himchan POV

Yeoja itu adalah teman bos ku. Setiap hari dia datang kesini memesan menu BRUNCH. Karena aku bekerja di dapur, aku jarang sekali melihatnya, bahkan aku sama sekali tidak mengetahui namanya. Yang lainnya juga bilang kalau mereka tidak yakin dengan namanya yang didengar dari percakapan dia dengan Hyosung nuna.

Yongguk bilang kalau namanya Sunha. Daehyun bilang kalau namanya Sina. Youngjae bilang kalau namanya Suha. Jongup dan Junhong bilang namanya Sonya. Sebenarnya aku juga kurang yakin, tapi aku pernah mendengarnya sesekali di percakapan bos dengan temannya lewat telpon, yang ku dengar namanya ada Sunhwa.

“…ke sini karena ingin melihat Him-umph!”

Suara Hyosung nuna. Ku lihat ke arah restoran dan ku dapati teman Hyosung nuna sedang membekapnya. Dia melihat sekeliling dan kami pun bertemu mata setelahnya dia langsung melepas bekapan tangannya, lalu aku pun kembali ke dapur.

Sebenarnya aku penasaran, tapi dari pada membuat tamu yang lain curiga lebih baik aku tak melihatnya.

“wae hyung?” tanya Youngjae sambil menggoreng telur mata sapi

“mwol? Tadi? Ah, teman Hyosung nuna membekapnya sepertinya mereka membicarakan sesuatu..” jawabku sambil mengambil bahan untuk menu BRUNCH karena ku yakin sebentar lagi Hyosung nuna akan datang dan meminta ku membuat menu biasa untuk temannya itu.

“he? Sudah datang? Cepat sekali..” ucap Youngjae sedikit kaget sambil menatap jam di dapur

“eo, tapi hari ini dia sendiri..”

‘tap tap’ ku lihat pintu masuk dapur terdapat Hyosung nuna di sana sambil sesekali tersenyum kecil. Dia berjalan kecil kearahku dan Youngjae.

“wae nuna?” tanya Youngjae

“eo? A-aniya. Himchan-ah menu biasa untuk temanku tapi hanya Omelet-rice dan salad saja karena hanya itu yang akan dia makan kalau sendirian..” perintah Hyosung nuna

Aku hanya mengangguk kecil mengiyakan perintahnya lalu ia pergi sambil tersenyum kecil, dari kejauhan ku lihat Hyosung nuna menggelengkan kepalanya pelan.

“semakin hari Hyosung nuna semakin aneh..” ucap Youngjae pelan

Aku menatap Youngjae, “kalau ia mendengarnya kau akan segera dipecat kau tahu!”

“heei, arasseo hyung..”

Baca lebih lanjut

-FF- Rain Sound (One Shot)

rain sound

 

Annyeong~ I’m back again with my ff~ How long since my last ff ‘This Is Our Destiny’? Did you all missing me? No? Alright, ==”

Okke~ Udah lama kan? Nunggu kan? Jujur aja, buktinya ngunjungin terus, haha. Saya kembali dengan ff Him-Sun couple :9.. Karna saya suka couple ini~ Hee,, langsung terlintas di benak aja pengen buat ff tentang couple ini. Mian. Silakan menikmati(?) ya ff saya kali ini. Lagi cobain genre sedih, semoga saya berhasil membuat anda-anda sekalian bersedih, *ea*

Rain Sound..

  • Main Cast            : Kim HimChan (B.A.P), Han SunHwa (Secret)
  • Support Cast      : You can find it yourself, ^^
  • Genre                   : Romance, Sad
  • Author                  : dk1317 a.k.a  GDhia/GDhia1

P.S  : This is just FF and my other imagine, don’t be plagiat and other that god and I don’t like, and please don’t be silent readers, please leave some comment~

 

Happy Reading~

***

Ingin menangis tapi tidak dapat menangis. Kau tahu bagaimana rasanya?

Dan ketika kau mulai akan menangis, kau di pertemukan oleh takdirmu. Kau tahu bagaimana rasanya?

***

Himchan POV

Ku langkahkan kakiku pergi meninggalkan kursi taman kota Seoul. Melihat-lihat suasana sore hari ini sangat ramai dipenuhi para penduduk yang sedang berjalan-jalan. Mataku melihat sosok seorang yeoja cantik mengenakan terusan berwarna cream, rambutnya panjang bergelombang. Dia tersenyum memandangi langit sore hari sambil memegang tasnya yang berwarna senada.

Jantungku langsung berdegup kencang seakan-akan sedang melihat malaikat turun. Ku beranikan diriku untuk menyapa yeoja tersebut.

“johgi..”

Yeoja itu menoleh sambil memperlihatkan wajah bingungnya, lalu sesaat kemudian tersenyum dengan manisnya..

“ne?” tanyanya ramah

Aku terdiam sesaat, terpesona akan kecantikan yeoja yang berada di depanku saat ini.

“a-annyeonghaseyo. Apakah kau sendirian?” tanyaku dengan gugup

Dia terlihat ragu dengan pertanyaan ku lalu tertawa kecil, “apakah aku terlihat seperti sendirian?” dia balik bertanya padaku

“ka-kalau begitu, apakah kau bersama pacarmu?”

“ani..”

“lalu, kau bersama ibumu?”

Dia menggeleng, aku bingung sebenarnya dia bersama siapa..

“babo, aku ini sedang bersamamu. Apakah sekarang aku terlihat seperti sendirian ha?”

Aku terkejut sesaat dengan pernyataannya. Benar juga kata yeoja ini, dia tadi memang sendirian, tapi sekarang dia bersamaku.

“ahaha,, jwiseonghamnida..” kataku sambil tersenyum kecil

“siapa namamu? Sepertinya kau orang yang menarik..”

“aku? Kim Himchan. Kalau kau sendiri?”

“Han Sunhwa. Bangawoyo..” dia menjulurkan tangannya

Aku menatap tangannya diam, sambil sesekali menatapnya..

“hei, tidak mungkin kau tidak tahu cara bersalaman kan?” tayanya sambil tertawa kecil

Aku ikut tertawa lalu menjabat tangannya. Namun, tiba-tiba saja tangannya langsung terlepas dengan lemas. Dia terkejut sesaat sambil memegangi tanggannya.

“waeyo?” tanyaku

“a-aniya..”

Dia tersenyum padaku dan aku membalas senyumnya. Aku terus menatap tangan yang dipegang erat olehnya itu. Ada apa? hanya itu yang ingin kutahu.

 

***

“jalke Himchan-ah. Besok bertemu lagi ya disini jam 3 sore..”

“eo..”

Aku berbalik pergi menjauhinya. Kuambil handphoneku dari saku jeans. Aku berhenti sesaat lalu berbalik kearah Sunhwa.

“Sunhwa-ssi!”

Dia menoleh dan tersenyum kecil, “wae?”

“bo-boleh aku minta nomor handphone mu?”

Dia menatapku sesaat lalu mengambil handphone dari tasnya.

“minta handphonemu..”

Aku memberikannya handphone-ku. Dia menekan beberapa angka dan menekan tombol telpon. Sesaat kemudian, handphone-nya berbunyi..

“ini nomor handphone-ku, aku juga sudah dapat punyamu..”

“kamsahaeyo..”

Dia tersenyum lalu tiba-tiba cemberut..

“w-waeyo?” tanyaku

“ya! Tidak bisakah kau berbicara informal denganku. Aku tidak terlalu suka bicara formal dengan orang yang seumuran denganku..”

“a-arasseo..”

“hm, gitu dong.. jalke, himchan-ah..”

Dia berjalan menjauhiku sambil melambai tangannya. Dari kejauhan, lagi-lagi dia memegang erat tangannya. Sebenarnya ada apa?

 

***

“aku pulang..”

“TIDAK KAH KAU MENGERTI MENGAPA AKU MENANGIS HAH! TIDAKKAH KAU MENGERTI ITU..”

Aku berjalan masuk kedalam rumah mendapati suara teriakan ibu dari ruang keluarga. Ku paksakan kakiku berjalan melewati ruangan tersebut.

“AKU SUDAH BILANG PADAMU ITU SALAH PAHAM!! JUSTRU KAU YANG TIDAK MENGERTI!”

Teriakan ayah dan ibu sudah menjadi hal yang biasa untukku. Mereka selalu berkelahi, tidak ada ujungnya lagi. ku langkahkan kakiku menuju lantai dua.

Di depan sana merupakan kamar nunaku.

‘tok tok tok’ “nuna..”

Tak ada jawaban dari nuna, karenanya aku langsung membuka pintu kamarnya. Dia terlihat sedang menunduk sambil memegangi headphone yang ada ditelinganya yang ku yakini saat ini dia sedang menangis. Ku biarkan dia menangis dan aku pergi menuju kamarku.

Sesampainya di kamar, aku langsung terbaring lemas. Suara ayah dan ibu masih saja terdengar, bahkan lebih besar dari pada yang tadi. Tidakkah mereka malu dengan tetangga yang lain? Tidakkah mereka sadar kalau tetangga yang lain mungkin akan terganggu?

Aku meraba-raba seluruh daerah tempat tidurku, mencoba mencari headphone. Setelah ku temukan, langsung ku pasang ke ipod ku dan kuputar lagu yang sangat kusukai. Dengan volume besar aku mencoba menutupi suara pertengkaran ayah dan ibu dengan suara musik dari ipod ku. Ku pejamkan mataku. Dan perlahan, air mataku mengalir.

 

***

Sunhwa POV

Hari ini, aku akan bertemu lagi dengan namja yang bernama Kim Himchan itu. Sepertinya dia orang yang asyik, aku jadi penasaran dengannya.

Tidak kusangka aku datang ke taman sedikit lebih cepat dari jam janjianku dengan Himchan, seperti bukan diriku saja. Aku mencari-cari tempat duduk kosong dan akhirnya ku temukan. Aku pun duduk di kursi itu dan akan mendengarkan musik agar aku tidak terlalu bosan saat menunggu Himchan.

Aku mengambil hanphone-ku dan headset ku dari dalam tas. Tiba-tiba saja tanganku lemas dan bergetar. Aku mengenggam kuat tanganku dan mencoba agar tidak bergetar lagi.

“kumohon berhentilah..” bisikku dengan lirih

Setelah beberapa menit, akhirnya getaran itu hilang. Aku langsung mengambil hanphoneku dan mendapati beberapa pesan masuk.

 

From: Himchan

Kau sudah datang? Mungkin aku akan sedikit terlambat.

 

Saat ku pandangi jam, ternyata sudah jam 3 lewat, aku menghela nafas dan membalas pesan Himchan.

 

To: Himchan

Gwenchana. Aku akan menunggu.

 

Akhirnya, sambil menunggu aku mendengarkan musik lewat hanphone-ku sambil menikmati pemandangan di depanku.

 

***

“mian, aku terlambat. Apakah kau sudah menunggu dari tadi?” Tanya Himchan

Aku merengut kesal lalu berdiri dari kursi dan melihat jam di tanganku.

“ini sudah jam berapa. Kau benar-benar lama. Memangnya apa yang kau lakukan?”

Dia terlihat bersalah, “tadi, bos di tempatku kerja sambilan mendadak sakit, jadi aku harus mengurusnya dulu..”

“arasseo, sebagai gantinya kau traktir aku..”

Dia terkejut lalu tersenyum, “oke..”

 

***

Entah kenapa, pergi ke taman sore-sore seperti sebuah kebiasaan untukku sejak bertemu dengan Himchan. Sudah tiga bulan kami saling mengenal. Dan dia juga yang telah membuatku nyaman selama ini. Yang membuatku melupakan semua rasa kesakitan ini.

“Sunhwa-ah..” panggil ibuku

Aku menoleh dan mendekati ibu, “ne eomma?”

“hari ini mau ke taman lagi?”

“eo..”

Ibu menghela nafas sesaat lalu mengenggam tanganku, “bagaimana kalau hari ini kita periksa kesehatanmu? Besok saja kau kesana lagi, eo?”

Aku terdiam mendengar permintaan ibu. Aku tidak mau diperiksa, jika diperiksa sama saja membuatku sakit hati dengan hasil-hasil yang tak meng-enakkan itu. Tapi, mau bagaimana lagi, aku harus diperiksa kan?

“arasseo..”

Ibu tersenyum lalu menciumi keningku dan meninggalkanku. Aku mengambil handphone dan memberi pesan kepada Himchan.

 

To: Himchan

Mianhae, hari ini aku tidak ke taman.

 

Setelah ku kirim, aku mengganti pakaianku bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Ku turuni anak tangga di rumahku, tiba-tiba saja badan ku langsung melemas, pandangan mataku buyar, semuanya menjadi gelap..

‘bruk’ aku terjatuh lemas, sayup-sayup terdengar suara teriakan ibu. Tak lama kemudian, aku tak dapat mendengar apapun, tak dapat melihat apapun.

 

***

Suara hujan? Aku dimana? Kenapa aku hanya bisa mendengar suara hujan? Kenapa semuanya gelap?

Aku berjalan menyusuri ruangan gelap itu. Mencoba mencari sudut di ruangan ini. Secara tiba-tiba, ada bayangan seseorang yang tak berada jauh dari hadapanku, disinari cahaya putih dan hujan membasahinya.

Bayangan tersebut adalah bayangan seorang namja, dia terlihat sedang menunggu seseorang. Semakin ku perhatikan, bayangan tersebut semakin jelas, dan semakin ku percayai, itu adalah Himchan.

Tiba-tiba saja aku teringat Himchan. Aku harus kembali ke duniaku dan pergi menemui Himchan, dan katakan padanya bahwa aku baik-baik saja.

Aku berlari menyusuri ruangan tersebut, namun tetap saja tidak dapat ku temukan satu sudut pun. Kenapa? Kenapa aku tidak bisa keluar? Aku ingin keluar, aku ingin melihat Himchan.

Tiba-tiba sebuah cahaya muncul dan membuat seluruh ruangan tersebut menjadi putih, penghilatan ku pun terganggu. Tapi, cahaya tersebut terus menerang membuat ruangan dan penglihatanku semakin silau.

 

***

“… dok? Jadi, anakku sakit apa?”

Itu, bukankah itu suara ibu?

“kita harus memeriksa lebih lanjut. Jadi, dia harus menjalani beberapa tes. Tesnya akan dimulai ketika dia sudah siuman..”

Suara siapa itu? Aku tidak mengenal suara itu..

Perlahan aku mendengar isak tangis ibu.

Kenapa ibu menangis? Aku ingin melihat ibu, kenapa ibu menangis?

Ku paksakan mataku terbuka namun tetap tak bisa terbuka. Dan setelah aku menyerah, akhirnya mataku dapat kubuka walau dengan perlahan.

Rasanya semua cahaya masuk secara tiba-tiba. Aku memejamkan mataku lalu membukanya lagi, mencoba untuk tidak membiarkan cahayanya masuk secara langsung. Terlihat wajah dongsaeng dan ayahku ketika aku membuka mata.

Aku tidak kenal tempat ini, atap yang sangat tidak ku kenal. Keperhatikan disekitarku. Jendela, sofa, meja, bahkan kasur ini bukan punyaku. Setelah ku sadari sebuah selang infuse tersambung ke tanganku.

Ah, aku berada di rumah sakit ya? Berarti, sakitku sudah parah.

Ibu menghampiriku dan mengenggam tanganku erat.

“gwenchana Sunhwa-ah..”

Aku terpaksa tersenyum dan berharap kalau ini akan benar baik-baik saja.

 

***

Himchan POV

Setelah pesan terakhir dari Sunhwa, aku sama sekali tidak mendapat kabar apapun darinya, sudah seminggu sejak pesan tersebut. Ada apa dengannya? Apakah ini ada hubungannya dengan tangannya yang bergetar itu?

Ku pegangi handphone-ku dan berharap mendapat pesan masuk dari Sunhwa. Namun hasil yang ku harapkan nihil. Tidak ada satu pun pesan dari Sunhwa. Aku memandangi langit sore di taman kota Seoul. Jika melihat langit sore ini, aku teringat kembali dengan Sunhwa.

Akhirnya ku putuskan untuk mengirim pesan untuk Sunhwa.

 

To: Sunhwa Baca lebih lanjut

-FF- This Is Our Destiny (One Shot)

this is our destiny

Annyeong~ Saya kembali dengan membawa ff baru, haha.. Jangan tanya kenapa ff Our Love gak kelar-kelar.. Bzzzt!

Rencana-nya ff ini mau dipost dua hari yang lalu tapi males, jadinya hari ini aja..^^ Bagi yang suka TS Family nih aku kasih ff~ *lempar*

Aku secara pribadi suka sama Sunhwa dan Himchan, jangan tanya kenapa.. Tapi banyak yang suka Hyosung dan Himchan ya. Aku malahan suka Hyosung sama Yongguk, tapi banyak yang suka Yongguk sama Jieun, AAAAAH!!

Okke, dari pada banyak bicara, silakan baca^^ Ini ff pertama ku tentang TS Family~

This Is Our Destiny

  • Main Cast            : Han SunHwa (Secret), Kim HimChan (B.A.P)
  • Support Cast      : You can find it yourself, ^^
  • Genre                   : Romance, School life(?)
  • Author                  : dk1317 a.k.a  GDhia/GDhia1

P.S  : This is just FF and my other imagine, don’t be plagiat and other that god and I don’t like, and please don’t be silent readers, please leave some comment~

Happy Reading~

***

“ya, Han Sunhwa!”

Yeoja bernama Sunhwa menoleh kesumber suara dengan wajah cemberut..

“mwonde!”

“ambilkan biscuit itu untukku, palli..”

“haish!!”

Yeoja bernama Sunhwa tersebut sebal dan melempar sebungkus biscuit kepada namja yang telah menyuruhnya..

“ya! Bukan yang ini, yang satunya!”

“haish!!”

***

Sunhwa POV

Jeoneun, Han Sunhwa imnida. Namja yang barusan menyuruhku adalah Mr. Perfect. Ya, dia ‘perfect’, namanya Kim Himchan. Dia adalah musuhku, musuh terbesar ku, musuh bebuyutku, setiap hari tak ada kata perdamaian untuk kami. Yang sialnya, orang tua kami berdua adalah teman dekat sejak SMP. Dan yang lebih sialnya lagi, aku dan dia merupakan teman kecil dan teman sekelas sejak TK. Sejujurnya, sejak TK sampai kelas 4 SD, aku dan dia akrab-akrab saja, tapi entah mengapa, sejak kelas 5 SD dia sering mengangguku, menyuruhku, menjahiliku, dan mengejekku. Semua perbuatannya membuatku sangat kesal dengannya, makanya ku katakan aku adalah musuhnya.. ah, satu lagi yang membuat kesialanku menjadi komplit, kami bertetangga.. ==”

Mengapa aku menyebutnya ‘Mr. Perfect’? karena ia memang ‘perfect’. Oke, ku akui itu semua. Dia ‘cukup’ tampan, ‘cukup’ pintar, dan jago olahraga. Yang membuatku kesal, dia menyebutku..

“hoi, Miss Blank, ambilkan minum untukku!”

“shireo!”

Yah benar, Miss Blank. Kenapa dia menyebutku begitu? Hah, aku juga tidak tahu..

“ya! Palliwa!”

“shireo! Kau punya tangan kan!”

“tanganku pegal..”

“lalu kenapa kau main game!”

“haish jinjja! Awas kau Han Sunhwa!”

“mwonga!? Kau mau apa, eo!”

“lihat saja nanti..”

“ah! Biar aku ambilkan!”

Dia tersenyum penuh kemenangan padaku.. haish! Entah kenapa, disaat yang seperti ini aku takut dengan ancamannya, dan akibatnya aku jadi mengalah. Oh iya! Kalian pasti ingin menanyakan kalau kami saat ini berada dimana? Kami berada dirumahku, ya benar.. dirumahku. Kenapa Himchan ada dirumahku? Karena dia pakai alasan untuk mengerjakan pe-er bersama denganku, padahal dia hanya ingin main game. Kenapa dia tidak main game dirumahnya? Karena dia takut dimarahi appanya, hahaha..

“gumawo..”

Aku kembali duduk dan memainkan Handphoneku..

“ya, Kim Himchan..” panggilku dan menoleh kearahnya

“mwonde?” dia menjawab tanpa menoleh padaku dan tetap terfokus pada gamenya..

“kata Jieun, dua bulan lagi festival budaya ya?”

“molla..”

“haish! Bagaimana sih kau ini, kau kan osis!”

“kau tahu sendirikan kemarin aku tidak ikut rapat karena harus pergi mengantarmu kerumah sakit!”

Aku mengingat-ngingat. Benar juga, kemarin dia tidak ikut rapat karena mengantarku kerumah sakit..

“kenapa juga kau ingin mengantarku..” cibirku pelan

“karna aku tidak tega melihatmu yang meminta mohon kepadaku sambil kesakitan..” katanya dengan nada sedikit mengejek dan menahan tawa

“itu salahmu sendiri kan! Aku juga tidak memohon kepadamu!”

“tidak memohon apa, jelas-jelas kau mengatakan, ‘kumohon Himchan-ah, kau mau kan?’ begitu..”

“ya! Ya! Sebelum itu ada kata lagi! aku mengatakannya seperti ini, ‘biarkan Himchan saja yang mengantarku, aku dan diakan teman kecil, eo? Himchan-ah, kumohon Himchan-ah, kau maukan?’ begitukan!?”

“tapi tetap saja ada kata-kata ‘kumohon’ berarti kau memohon padaku!”

“yak! Kau yang membuatku terluka bodoh! Harusnya kau sadar akan perbuatanmu! Ku pikir kau ingin mengatarku karena merasa bersalah!”

“ya! Kenapa kau marah padaku! Kan aku sudah minta maaf!”

“Sunhwa! Himchan! Jangan berkelahi lagi! ini sudah malam!” suara eomma terdengar dari arah bawah

Aku menatap Himchan kesal, begitu pula dia..

“haish! Yak! Pergilah kau! Neo ka! Karago!”

“heish, game-nya belum selesai tau!”

“lanjutkan saja nanti, aku sedang kesal tidak ingin melihat wajahmu!”

“haish..” Himchan menyusun barang-barangnya dan keluar dari ruang santai..

***

Himchan POV

“ahjumma, aku pulang dulu..”

“eo, hati-hati Himchan-ah..”

“ne..”

Haish, Miss Blank satu itu, kenapa dia harus kesal sih. Haish! Padahal tinggal beberapa segmen lagi, game itu akan tamat. Memang sih, aku sudah dari sana sejak siang hari. Haish!

Aku berjalan dan menatap kamar Sunhwa yang berada dilantai dua. Gorden-nya belum ditutup sehingga aku masih bisa melihatnya sedang duduk disamping jendela.

Han Sunhwa, tak ku sangka kau masih polos dan tak mengerti maksud dari perbuatanku padamu, neo babo! Miss Blank wanjeon babo! Haha..

***

“aku pulang..”

Benar, jarak antara rumahku dan rumah Sunhwa tidak terlalu jauh, hanya beberapa detik berjalan sudah sampai. Haha..

“neo watta Himchan-ah, kau belum makan?” Tanya eomma begitu aku masuk

“aku sudah diusir Sunhwa, eomma taukan, dia kesal lagi denganku..”

Eomma tersenyum kecil, “haha, kau ini memang selalu jahil kepadanya..”

Aku menuju dapur dan mengambil biscuit, “tapi dia yang marah duluan tadi..”

“aigoo, kau mandi sana, ibu buatkan makan malam untukmu..”

“eo..”

Aku berjalan menuju kamarku yang berada dilantai dua, aku melemparkan tasku ke tempat tidur dan mengambil Handphone ku..

To: Miss Blank :p

Ya, game ku tadi jangan kau hapus, eo..

Lalu mengirimnya, aku pun segera turun untuk bergegas mandi..

Baca lebih lanjut